Mereka Dilanda " Persiapan Merid " ( ~_~ )"

by - April 21, 2010

Menikah ??
Seberapa  Ilmu yang anda punya untuk menikah ??
Pasti pertanyaan itu yang selalu menohok dijantungku , setiap kali aku menyebut kata " menikah "
dan mereka ( Teman teman ku satu Rumah ) yang akan melangsungkan pernikahan tahun ini jelas saja membutuhkan banyak persiapan dari segi " Mental dan Fisik "
( huhftt " Mental dan Fisik " hmm... salah kayaknya tuh  mungkin  "Jasmani Rohani " ahk.. rasanya kurang Cocok juga .. jadi pke kata apa yah ?? hmmm,, Ribet , Pokonya dari segala hal " wew " )

Yah , termasuk dalam Hal " Sikap Penerimaan " akan pasangan nantinya , Karena apapun ceritanya , Pasangan yang kita kenal selama proses pacaran ato taaruf ato sejenisnya hubungan " Pendekatan " lainnya pasti akan membuat kita " Terkejut " baik dalam kadar yang " Dahsyat " maupun " Kecil "
yang jelas kita akan tahu segala kejelekan dan segala hal hal buruk padanya lebih banyak lagi  , karena  bersamanya dari mulai membuka mata hingga menutup mata kembali setiap hari , dari mulai matanya " belean " ;-P Bangun tidur , Hingga Segala hal hal Lucu yang ditimbulkannya yang bisa mengingatkan kita kepadanya sepanjang hari . upss ..^^ 
( Guys , Jangan Mikir gue Udah pernah nikah yah ?? Gue cuma Nulis Blom Ngalamin xixixi :D ;-P )

Then , Tidak ada pasangan yang sempurna. Tak ada pernikahan yang sepenuhnya bahagia. Kesalahan pertama kita barangkali, berharap pernikahan adalah gerbang menuju kebahagiaan yang permanen, di mana cinta tumbuh di pekarangan, keindahan bersemi di ruang keluarga, kehangatan menjalar di kamar tidur, dan keceriaan semerbak mewangi dari dapur.


Padahal pernikahan justru salah satu pengorbanan terbesar di dalam kehidupan. Di saat kita bahkan tidak selalu bisa berdamai dengan diri sendiri, sering tak sanggup memaafkan dan menerima kesalahan serta kekurangan diri sendiri, kita malah harus berbagi hidup dengan manusia lain, memaafkan semua kesalahannya, menerima segala kekurangannya.


Yuk, "belajar" dari mereka yang memiliki tubuh tidak sempurna, tapi toh bisa menerima kekurangan itu, dan hidup dengan harapan dan gairah. Mereka sadar, seberapa lama ia menolak keadaannya itu, selama itu pula dia telah menyia-nyiakan kesempatannya untuk menemukan kebahagiaan dan hal-hal bernilai di dalam dirinya.

Nah, pasangan hdup adalah bagian tubuh dan jiwa kita sendiri, bisa agak bagus, bisa pula begitu cacat. Meski Anda yakin memilihnya sendiri sebagai pasangan – dan karenanya banyak orang menyalahkan dirinya sendiri karena salah memilih – "sesungguhnya dia dipilihkan oleh kehidupan"
(Mengapa harus dia, bukan yang lain, yang menjadi teman sekelas Anda saat SMA. Mengapa mesti si X, bukan si Y, yang mengajak Anda chat malam itu). Akh .. Terlalu banyak kadang kata " Mengapa"

Seperti para penyandang cacat menerima fisik yang dipilihkan takdir untuknya, begitu pula kita menerima pasangan yang dipilihkan kehidupan buat kita.
Oleh karenanya cacatnya adalah cacatmu, kesalahannya adalah kesalahanmu. Tak ada yang perlu disesali, tak ada pula yang mesti dimaafkan. Di sisi lain, kebahagiaannya juga kebahagiaanmu, derai tawanya juga cekikikanmu. Tak ada yang perlu dibayar, tak ada yang akan membuatmu berutang.

Maka Terimalah " Bagian Tubuhmu " itu dengan penuh Rasa Syukur dan " Berbahagialah "


“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang, kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar menjadi cocok dan tenteram kepadanya” [QS. Al-A’raf: 189]


“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah” [QS. Adz-Dzariyaat: 49]


“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [QS. Ar-Ruum: 21]


“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alloh Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. [QS. An-Nur: 32].


“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” [HR. Ibnu Majah, dari Aisyah rodhiyallohu 'anha.]


Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Wahai para pemuda! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih Menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”. [Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi].


Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu berkata: “Telah bersabda Rosulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam: Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Alloh dalam memelihara yang separuhnya lagi”. [Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim].


“Ada tiga golongan manusia yang berhak Alloh tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka, dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. [Hadits Riwayat Ahmad, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim dari shahabat Abu Hurairah rodhiyallahu 'anhu


Ibnu Mas’ud radliyallahu ‘anhu pernah berkata : “Jika umurku tinggal sepuluh hari lagi, sungguh aku lebih suka menikah daripada aku harus menemui Allah SWT sebagai seorang bujangan”. [Ihya 'Ulumuddin hal. 20]


* Catatan ini dipersembahkan untuk teman teman ku yang sedang mempersiapkan pernikahannya
Smoga Dilancarkan segala Uurusannya ,, ^_^

You May Also Like

0 komentar