Sudah lama rasanya saya tidak menyampah disini, ditong sampah saya,
rumah untuk pikiran pikiran dan unek unek yang keluar masuk,
kadang bertahan sebentar sempat tertuliskan , kadang malah cuma lewat bersiliweran ,
tidak mampu hingga lebih lama,
saya paham, dengan kapasitas memory terlemah yang saya miliki,
mungkin berbagi dengan tulisan akan membuat saya menyimpan banyak hal lebih lama.
kemarin beberapa teman teman yang sesekali memantau pergerakan tulisan saya menanyakan ,
"kok nggak Update Blog lagi ? "
#jlep, saya merasa memang telah banyak yang saya tidak bagi di blog ini ,
kadang bahkan teringat untuk menuliskan beberapa kata dipagi hari,
namun ketika siang sudah terlupa, begitu seterusnya, maafkan saya
tapi siang ini saya ingin membagi sesuatu,
tentang sekelumit simpul simpul pikiran saya hari ini
tentang waktu yang bergerak, melaju, tiada sekejap pun memberi kita jeda, istirahat, bahkan hanya untuk melihat semuanya berhenti dalam hitungan detik, pun tidak !!
dari tahun Pengalaman membuat kita belajar. Hal-hal baru membuat kita mengenali.
Tahun demi tahun berubah, berganti, semestinya kita semakin piawai untuk mengakali hidup.
Lebih pintar harusnya mengatasi situasi-situasi mirip yang seolah berulang.
Lebih cerdik membatasi diri. Lebih paham apa yang harusnya dikatakan, dilakukan, diikuti, ditinggalkan.Harusnya. sih ,
Saya, khairiah Panggabean , wanita ?? perempuan !! 21 tahun baru-baru ini.
Sempat memberikan semua hidup saya untuk sesuatu yang bahkan sekarang apa namanya saya tidak tahu.
Tapi itu sudah lewat, semestinya sudah berlalu, sudah berganti.
karena hari terus berganti, manusia terus berputar di dunia, pagi berubah siang, lalu malam.
Melepaskan, merelakan, melupakan. Satu demi satu saya lakukan.
Sekarang saatnya meninggalkan, meninggalkan tanpa kekuatiran.
tanpa pikiran yang melantur bagaimana jika ini itu. lepas saja. tinggalkan saja.
Beberapa hari belakangan ini, saya menikmati kota ini, dengan cara yang berbeda.
Melakukan rutinitas yang berbeda setiap pagi.
Tidak menyapu mess 2 kali lagi sebelum berangkat kerja .
duduk saja menyeruput teh hijau dimeja tinggi menghadap jendela , diam saja,
melantunkan dzikir pagi sesekali, memandangi gambar orang tua saya sesekali dikamar,
sambil sesekali mengajak ngobrol burung-burung di tepi jendela yang setia luar biasa tiap pagi membangunkan saya. sementara yang pernah saya begitu sayangi meninggalkan semuanya.
Yang pernah begitu berharga Apa rasanya?
Pahit bah rasanya.
Segala bentuk ucapan yang tertulis waktu itu begitu dalam.
setidaknya buat saya , saya menuliskannya dengan hati yang berantak ,
berserak dan berusaha menyusun satu satu lagi.
Setahun lalu malah lebih parah , Saya kehilangan fokus. Iya. Hilang fokus. Berkali-kali menengok ke belakang, lalu kembali ke depan.
Mengambil gambar diam-diam, lalu menghapusnya lagi. Benar-benar kacau.
Salahnya bukan aroma kebebasan yang saya hirup, hanya sedikit semangat yang timbul tenggelam.
Naik turun, seperti irama lagu di playlist.
dulu juga, iya, setahun sebelum ini saya jadi bertanya, yang menciptakan saya itu, apa rasanya ketika melihat saya begini. yah ? seperti boneka terbuang, berantakan , acak acakan
Apa dia sekarang sedang senang, lalu menggumam pelan ; rasakan..!!!
atau sekarang dia sedang menuangkan waktu mempelajari saya. melihat gerak gerik saya dengan seksama. memperhatikan. mengambil gambar sesekali. wajah saya, tangan saya. mendengarkan pikiran saya. sesekali memancing saya berbicara sendiri ke udara.Memperhatikan saja dengan seksama. Terus terang saya penasaran. Sedang apa Dia. Iya yang diatas Sana , apa yang sedang dia takdirkan untuk saya setahun lalu itu.
lantas sekarang ? sekarang saya bahkan belum menyadari , bahwa waktu dari saya berantakan hingga hari ini sudah setahun lebih , hampir dua tahun.
Jadi beginilah saya. perempuan dua puluh satu tahun yang sedang berdiri ditengah masa lalu dan masa depan.
Hilang fokus, naik turun, dan sedang dicobai kenangan dan harapan.
Lalu?
biar saja,
katanya waktu menyembuhkan semuanya.
ikuti saja permainannya. lempar dadunya. mainkan.
Kalau kalah?
pulang saja, seperti saya, kembali ke sesatu yang menjadikan saya bertubuh dari darah dan daging.
kalau menang ?
saya hanya berhapa yang Diatas Sana Itu berbaik hati
memberi saya sosok yang bisa memeluk saya setiap hari dengan hangat yang sama
dan menikmati 30 detik sampai 1 menit pelukannya itu
yang bahagianya memenuhi kebutuhan sehari.
merasakan lembutnya dia.
mencium aroma rambutnya.
melihat senyumnya.
mengecup mata terpejamnya.
menyentuh sela-sela jemarinya.
itu saja Tuhan.
tapi setiap hari.
rumah untuk pikiran pikiran dan unek unek yang keluar masuk,
kadang bertahan sebentar sempat tertuliskan , kadang malah cuma lewat bersiliweran ,
tidak mampu hingga lebih lama,
saya paham, dengan kapasitas memory terlemah yang saya miliki,
mungkin berbagi dengan tulisan akan membuat saya menyimpan banyak hal lebih lama.
kemarin beberapa teman teman yang sesekali memantau pergerakan tulisan saya menanyakan ,
"kok nggak Update Blog lagi ? "
#jlep, saya merasa memang telah banyak yang saya tidak bagi di blog ini ,
kadang bahkan teringat untuk menuliskan beberapa kata dipagi hari,
namun ketika siang sudah terlupa, begitu seterusnya, maafkan saya
tapi siang ini saya ingin membagi sesuatu,
tentang sekelumit simpul simpul pikiran saya hari ini
tentang waktu yang bergerak, melaju, tiada sekejap pun memberi kita jeda, istirahat, bahkan hanya untuk melihat semuanya berhenti dalam hitungan detik, pun tidak !!
dari tahun Pengalaman membuat kita belajar. Hal-hal baru membuat kita mengenali.
Tahun demi tahun berubah, berganti, semestinya kita semakin piawai untuk mengakali hidup.
Lebih pintar harusnya mengatasi situasi-situasi mirip yang seolah berulang.
Lebih cerdik membatasi diri. Lebih paham apa yang harusnya dikatakan, dilakukan, diikuti, ditinggalkan.Harusnya. sih ,
Saya, khairiah Panggabean , wanita ?? perempuan !! 21 tahun baru-baru ini.
Sempat memberikan semua hidup saya untuk sesuatu yang bahkan sekarang apa namanya saya tidak tahu.
Tapi itu sudah lewat, semestinya sudah berlalu, sudah berganti.
karena hari terus berganti, manusia terus berputar di dunia, pagi berubah siang, lalu malam.
Melepaskan, merelakan, melupakan. Satu demi satu saya lakukan.
Sekarang saatnya meninggalkan, meninggalkan tanpa kekuatiran.
tanpa pikiran yang melantur bagaimana jika ini itu. lepas saja. tinggalkan saja.
Beberapa hari belakangan ini, saya menikmati kota ini, dengan cara yang berbeda.
Melakukan rutinitas yang berbeda setiap pagi.
Tidak menyapu mess 2 kali lagi sebelum berangkat kerja .
duduk saja menyeruput teh hijau dimeja tinggi menghadap jendela , diam saja,
melantunkan dzikir pagi sesekali, memandangi gambar orang tua saya sesekali dikamar,
sambil sesekali mengajak ngobrol burung-burung di tepi jendela yang setia luar biasa tiap pagi membangunkan saya. sementara yang pernah saya begitu sayangi meninggalkan semuanya.
Yang pernah begitu berharga Apa rasanya?
Pahit bah rasanya.
Segala bentuk ucapan yang tertulis waktu itu begitu dalam.
setidaknya buat saya , saya menuliskannya dengan hati yang berantak ,
berserak dan berusaha menyusun satu satu lagi.
Setahun lalu malah lebih parah , Saya kehilangan fokus. Iya. Hilang fokus. Berkali-kali menengok ke belakang, lalu kembali ke depan.
Mengambil gambar diam-diam, lalu menghapusnya lagi. Benar-benar kacau.
Salahnya bukan aroma kebebasan yang saya hirup, hanya sedikit semangat yang timbul tenggelam.
Naik turun, seperti irama lagu di playlist.
dulu juga, iya, setahun sebelum ini saya jadi bertanya, yang menciptakan saya itu, apa rasanya ketika melihat saya begini. yah ? seperti boneka terbuang, berantakan , acak acakan
Apa dia sekarang sedang senang, lalu menggumam pelan ; rasakan..!!!
atau sekarang dia sedang menuangkan waktu mempelajari saya. melihat gerak gerik saya dengan seksama. memperhatikan. mengambil gambar sesekali. wajah saya, tangan saya. mendengarkan pikiran saya. sesekali memancing saya berbicara sendiri ke udara.Memperhatikan saja dengan seksama. Terus terang saya penasaran. Sedang apa Dia. Iya yang diatas Sana , apa yang sedang dia takdirkan untuk saya setahun lalu itu.
lantas sekarang ? sekarang saya bahkan belum menyadari , bahwa waktu dari saya berantakan hingga hari ini sudah setahun lebih , hampir dua tahun.
Jadi beginilah saya. perempuan dua puluh satu tahun yang sedang berdiri ditengah masa lalu dan masa depan.
Hilang fokus, naik turun, dan sedang dicobai kenangan dan harapan.
Lalu?
biar saja,
katanya waktu menyembuhkan semuanya.
ikuti saja permainannya. lempar dadunya. mainkan.
Kalau kalah?
pulang saja, seperti saya, kembali ke sesatu yang menjadikan saya bertubuh dari darah dan daging.
kalau menang ?
saya hanya berhapa yang Diatas Sana Itu berbaik hati
memberi saya sosok yang bisa memeluk saya setiap hari dengan hangat yang sama
dan menikmati 30 detik sampai 1 menit pelukannya itu
yang bahagianya memenuhi kebutuhan sehari.
merasakan lembutnya dia.
mencium aroma rambutnya.
melihat senyumnya.
mengecup mata terpejamnya.
menyentuh sela-sela jemarinya.
itu saja Tuhan.
tapi setiap hari.