Aku melafalkannya dalam kata. Dengan bisik lembut di kala malam.
Dan seketika aku merasakanNya hadir menemani.
Menghapus setiap bulir air mata yang luruh perlahan. Dengan isakanku yang menguat, yang kutahu Ia tak pernah menulikan telinganya. Yang Maha Mendengar...
Maka kubasuh diriku dalam doa. Tenggelam dalam semua pinta. Pada smua damba yang sangat manusiawi.
Tapi Ia Yang Maha Mengetahui, untuk segala hal.
Semua hal terbaik untuk rintih pintaku.
Maka sudah seharusnya luka ini dibasuh dengan wudhu.
Dgn ditetesi doa. Aku tahu, Ia Yang Maha Melihat. Bahkan jika kucoba sembunyikan tangisan ini di bwh telungkup tangan.
Ia akan tetap melihat air mata yang merembes di sela-sela jemariku.
Maka kubiarkan diriku larut dalam doa. Mengadu untuk semua sulitku. Dan Ia akan selalu mengecupku dengan ketenangan. Hingga sesak ini berubah menjadi lapang...
Malam ini; hanya aku, TUHAN, dan doa.