Aku Rindu
Jika malam ini kudesahkan kata rindu kepadamu, maka diam dan berhentilah berpikir. Karena rindu ini kukirimkan bukan untuk mendesak ke dalam logikamu. Aku mengirimkannya agar dapat kau sesap perlahan hingga meresap dengan sempurna ke pori-pori hatimu.
Hanya jika kau merasa bosan dengan rindu ini, maka berhentilah berhitung! Jangan kau hitung berapa kali rindu ini datang... Karena percayalah ini masih tetap rindu yang sama seperti berhari-hari yang lalu, berminggu-minggu yang lalu dan berbulan-bulan yang lalu. Rindu yang datang menghampiriku hanya untuk dirimu.
Dan inilah sebuah permintaan sederhana dariku. Jika rindu ini menghiasi kelam malamku. Ini haruslah menjadi rindu yang menghadirkan sebaris lengkung senyuman untukmu. Meski yang tersisa untukku hanyalah getir yang menghadirkan air mata.
Aku melepaskanmu untuk sebait bahagia yang kau kejar. Meski aku tak pernah tahu, mengapa bahagia-mu tak lagi kau letakkan di pangkuanku. Atau mengapa bahagia itu tak lagi bisa kita kejar bersama-sama sekarang?
Bahwa ternyata kamu mengajarkan ada banyak hal yang tak harus dipertanyakan. Termasuk mengapa rindu ini selalu datang meski aku berulang kali menolak kehadirannya. Adalah karena Tuhan selalu bekerja dengan caranya sendiri, bukan?!
Seharusnya melepasmu sama artinya dengan melepaskan diriku dari desakan kenangan. Seperti jika kulihat kau bahagia sekarang, seharusnya aku turut merasa bahagia. Tapi mengapa yang aku rasakan justru seperti tertusuk ribuan sembilu. Tepat di dadaku! Ahhrgghh,,,
Aku rindu. Hu_uh ~.~
Hanya jika kau merasa bosan dengan rindu ini, maka berhentilah berhitung! Jangan kau hitung berapa kali rindu ini datang... Karena percayalah ini masih tetap rindu yang sama seperti berhari-hari yang lalu, berminggu-minggu yang lalu dan berbulan-bulan yang lalu. Rindu yang datang menghampiriku hanya untuk dirimu.
Dan inilah sebuah permintaan sederhana dariku. Jika rindu ini menghiasi kelam malamku. Ini haruslah menjadi rindu yang menghadirkan sebaris lengkung senyuman untukmu. Meski yang tersisa untukku hanyalah getir yang menghadirkan air mata.
Aku melepaskanmu untuk sebait bahagia yang kau kejar. Meski aku tak pernah tahu, mengapa bahagia-mu tak lagi kau letakkan di pangkuanku. Atau mengapa bahagia itu tak lagi bisa kita kejar bersama-sama sekarang?
Bahwa ternyata kamu mengajarkan ada banyak hal yang tak harus dipertanyakan. Termasuk mengapa rindu ini selalu datang meski aku berulang kali menolak kehadirannya. Adalah karena Tuhan selalu bekerja dengan caranya sendiri, bukan?!
Seharusnya melepasmu sama artinya dengan melepaskan diriku dari desakan kenangan. Seperti jika kulihat kau bahagia sekarang, seharusnya aku turut merasa bahagia. Tapi mengapa yang aku rasakan justru seperti tertusuk ribuan sembilu. Tepat di dadaku! Ahhrgghh,,,
Aku rindu. Hu_uh ~.~
0 komentar