Surat tak Terkirim

by - June 16, 2010


Assalamu alaikum Samudera ..
Semoga Allah mengampuniku , Tetapi biarkan aku berkata jujur sekali ini , Sebab setelah ini sudah tak sanggup lagi , Ketika perasaan dibenturkan dengan kewajiban dan janji kepada Allah .. 
Apa Kabar ??
Bagaimana Hidupmu ??
Kamu tahu, hidupku semakin tidak mudah . Takdir masih mencandaiku. Apa yang kau lakukan sebenarnya ? Mengapa kau tetap bergeming dikepalaku dan tak hendak pergi ?
Bukankah sudah kupersilahkan padamu untuk terbang mengawan ? Jujur , aku takut. Sepuluh atau dua Puluh tahun lagi kedepan aku tak muda lagi. Apa yang akan kualami nanti ?
Apakah tidak ada perubahan dan dunia begitu menyesakkan ? Sepuluh atau dua puluh tahun lagi kamu tetap menjejali otakku, seperti saat saat ini ?

Apa kabarmu Hari ini ?
Masihkah sendu matamu itu ? Aku tahu kau tak akan terganti. Sekuat apapun aura kedatangan orang baru pada hidupku, kamu akan selalu menang, seperti saat ini. 

Katakan padaku , bagaimana hidup ini mesti kujalani ? kau tanya apakah aku lelah ?
Ya, aku lelah , Balakangan lebih lebih. ketika aku sadar aku tak remaja lagi . aku pun akan menua.
Tidak lagi menunggumu , Tapi aku benar benar akan menua. Aku mulai ketakutan karena semakin jauh dari masa masa itu. 

Semakin jauh dari waktu ketika aku merasa memilikimu, Meski aku tak pernah memilikimu 
Sekarang , Tanpa menyalahkan apapun , aku kehilangan semua kata katamu. Tidakkah kupenting bagimu ? Pernahkah kau memikirkan sedang apa aku hari ini ? Sementara setiap malam kau mendatangi mimpiku , aku menangis. 

Aku merasakan kehadiranmu, saat itu. Aura hatimu , senyum surgamu, Bahkan setelah aku tak lagi berharap untuk bertemu, aku tetap menginginkan auramu. berharap kamu mampir sejenak dibunga tidurku. Sejenak saja , dan itu sudah cukup membuatku menangis. Setelah dunia ini, kita tetap akan menyatu . Lalu dimana aku bisa menemuimu?. 
semakin aku rasanya pernah memiliki , semakin keras rasanya kehilangan . Jadi mana yang lebih baik ?

ini bukan tentangmu , melainkan aku ,
Kau tahu , tiba tiba aku mengkhawatirkan masa depanku. sesuatu dulu yang tidak pernah kupikirkan. Dimana kau pada masa depanku ? Ketika kita telah semakin menua dan lemah. Dimanakah kau pada waktu itu ? Masihkah kau akan memberikan senyummu ?

Tiba tiba aku ketakutan akan kehilangan pegangan , Kali pertama setelah begitu jauh langkah kakiku dan aku tak pernah ragu untuk berhenti. Tiba tiba aku begini rapuh dan berharap kamu ada disini. Menatapku, Mengetahui aku, Memahami apa yang ada dibenakku.

Masih benarkah aku ingin mendengarkan suara hangatmu ?  meluruhkan segala resahku. Mungkin sudah tidak lagi. Atau mungkin tidak pernah aku memiliki hak untuk itu. 
Yang pasti aku begitu merindukanmu .. berkeinginan merengkuh tanganmu. menangis dipelukmu. 

Bisakah ? tentu saja tidak .. kau pun pasti akan menolak 

Mungkin ini waktuku untuk melangkah lagi, Entah untuk apa , Entah untuk siapa. Yang pasti bukan untuk diriku. kau bawa pergi semua kesempatanku untuk bahagia sebenar benarnya. aku menua dengan rasa yang tersisa. Mungkin aku akan membaginya dengan orang orang. Aku akan sisakan sedikit untuk tetap mengingatmu. 

Bukan mauku, Tapi memang takdir ini mengharuskanku , begitu kuat. Kau begitu kuat samudera  ..
Aku sangat rindu .... 
sangat ingin mendengar hangat suaramu ...
Seperti dulu ... 

Sekali lagi , semoga Allah mengampuniku .
Aku percaya tidak ada yang kebetulan samudera  , bertahannya perasaan ini , ada yang telah menjadi sutradaranya , dan aku tetap masih percaya , semua sudah direncanakanNya , Dia lah perencana terbaik .. 
Juga aku akan tampak selalu tersenyum , seperti pintamu padaku , Karna aku Tahu , Allah mencintai aku lebih dari yang aku perlu ... 

Wassalamu alaikum ...





* Save as Draft ....

You May Also Like

4 komentar