10 September 2018 , Ibu Kami Tercinta Berpulang Ke RahmaTullah

by - September 30, 2018

"Seperti musik yang ku nikmati disudut cafe , 

dan tidak punya kendali lagu apa yang akan diputar berikutnya.
Sejatinya seperti itulah kehidupan diberikan"

 -


Kehilangan ..
Sejauh Mana kau mengenal kehilangan ?



Malam itu mungkin malam yang tidak pernah terlintas sedikitpun bagi saya, tanggal 10 september 2018, Tepat Hari Senin malam , saya pada akhirnya melihat ibunda saya terbujur kaku tak berdaya di ranjang ICU RSUD Pandan, 15 menit waktu berlalu sejak ibunda saya dinyatakan dokter telah tiada, saya mematung , diam, saya tidak tahu harus berbuat apa, kosong, semacam bingung, orang hiruk pikuk menangis tapi saya tidak menangis, saya hanya memandang ibu kemudian diam, tidak puas mata saya memandang ibu saya kala itu, 20 menit berlalu orang masih menangis dan meraung cuma saya yang tidak menangis, saya hanya menatap wajah ibu lekat lekat, sedetik berkedip dan terus memandang, saya merasa tidak puas memandang wajah ibu, ibu saya terkujur kaku, namun seuntas senyum ada di bibirnya, dia senyum kearah saya, saya masih memandangnya lekat lekat, hati saya seakan terus berkata, pandanglah, puaskanlah melihat ibumu, hanya malam ini malam terakhir kau bisa memandang sosoknya.


Jumat, 07 September 2018
pagi itu biasanya umak bangun sholat subuh langsung keluar dari kamar pakai kursi roda dan minta dibuatkan teh atau sarapan quaker , sepanjang 6 bulan terakhir umak tinggal dengan kami , hari itu umak tidak langsung bangkit, setelah sholat subuh umak langsung tidur lagi di tempat tidurnya dan kelihatan capek.

Sebelum kedapur saya ngecek umak, dan saya lihat mukanya kecapean, kenapa ? saya tanya..
umak bilang perasaannya gak enak, saya tawarkan untuk ke rumah sakit, namun beliau tidak mau, besok sajalah begitu jawabnya

saya melakukan aktifitas seperti biasanya, buat sarapan anak anak dan bekal nasi untuk suami, beberes rumah dan membuka jendela dan gorden, (saat itu memang ART yang bantuin dirumah datang pagi jam 08.00 dan pulang malam pukul 18:00 ) jadi otomatis semua kegiatan hiruk pikuk dipagi hari saya yang lakukan, mempersiapkan abang zhafi kesekolah dll

selesai mengantar abang zhafi sekolah, saya pun melihat kembali ke kamar umak, umak masih istirahat, saya tanya apa mau sarapan ? kemudian dia bilang nanti saja, saya merasa mungkin dia tidak suka sarapannya, kemudian saya belikan nasi gurih di kantin kantor dan kembali lagi kerumah, hari itu saya memang mearasa umaklagi " kambuh sakitnya" dan saya harus mondar mandir kantor dan rumah demi mengecek  umak sudah makan sarapannya dan sudah minum obat

setelah memastikan bahwa umak sudah sarapan dan minum obat saya pun pergi ke kantor lagi, zuhdi sudah dipegang oleh pengasuhnya, ART rumah sudah datang, fix saya bisa tenang untuk bekerja, pukul 12:00 wib saya pulang dan mendapati umak masih tidur

saya tanya kepada ART dirumah, apa umak sudah lama tidurnya, terus dijawab tidur terus bu, dari pagi cuma sholat dhuha sebentar abis itu langsung tidur lagi

saya pun mulai tak tenang, akhirnya saya bangunkan ibu dan ajak kerumah sakit, namun ajakan saya ditolak ibu, dia bilang dia cuma mau istirahat dan cuma butuh istirahat saja ..


...*****
(Alfatiha untuk ibunda kami Dra. Bahraini pasaribu, Diampunkan Dosanya, dilapangkan Kuburnya-)

You May Also Like

0 komentar